Ulasan Gpib Immanuel Jakarta

• 

  Kevin Ewaldo 5

  2022-08-15T07:07:21.772Z

  Gedung dan lingkungan gereja ini bagus, bersih, estektik dan teduh. Gereja yang dibangun beberapa puluh tahun lalu ini masih berdiri dengan baik. Pilar-pilar penyangga gedung ini bikin nuansa klasik nya lebih terasa. Selain itu, di dalam gereja ini juga ada beberapa ukiran/ornamen yang mungkin udah di bangun dari jaman dulu, jadi bentuk nya juga klasik banget. Hal lain yang keren banget juga, ada organ/apapun namanya (sorry kalo salah namanya) yg udah ada dari jaman dulu. Jadi kalo di beberapa gereja pake piano klasik ataupun keyboard disini beda. Tempat duduk di dalem gereja nya juga keren banget, ada bagian yang bentuk nya kaya podium gitu dan bikin kita keinget sama gereja yang ada di Inggris. Tempat parkirnya luas banget, banget dan banyak pohon serta tempat duduk buat kita yang mau istirahat sepulang/sebelum gereja. Sebagai warga GPIB yang bukan jemaat di gereja ini, saya cukup terkesan banget sama nuansa gedung di tempat ibadah ini. Well, tapi yang paling penting jangan lupa kalo gereja itu bukan gedung nya tapi orangnya. 😊

• 

  Heri Koko 5

  2022-08-31T00:01:04.653Z

  Gereja Immanuel adalah tempat peribadatan yang penuh dengan cerita sejarah, indah dan sangat terpelihara. Renovasi Gereja Immanuel semakin menampilkan kemegahannya. Terima kasih Bapak Pendeta yang telah mengijinkan kami untuk mengunjungi Gereja Immanuel. True treasure of Indonesian history.

• 

  Gery Geraldo 5

  2022-05-08T05:04:13.011Z

  Ini gereja model bangunan klasik, saya baru pertama x kesini dan menghadiri acara pemberkatan Nikah temen. Gereja dengan desain arsitektur klasik suasana selalu menyejukan di dalam Gereja ini. Nah kalau mau Nikahan bisa sewa gedung ini kok. See you d tempat tempat berikutnya bersama GERY

• 

  Juwita Juwita 5

  2022-07-14T07:31:48.990Z

  Gereja yang antik dan cantik. Ada orgel pipa dari jaman Belanda yang masi berfungsi

• 

  October Suryapagi 5

  2022-07-23T02:19:13.504Z

  Pembangunannya dimulai tahun 1834 dengan mengikuti hasil rancangan J.H. Horst. Pada 24 Agustus 1835, batu pertama diletakkan. Empat tahun kemudian, 24 Agustus 1839, pembangunan berhasil diselesaikan. Bersamaan dengan itu gedung ini diresmikan menjadi gereja untuk menghormati Raja Willem I, raja Belanda pada periode 1813-1840. Pada gedung gereja dicantumkan nama Willemskerek. Gereja bergaya klasisisme itu bercorak bundar di atas fondasi setinggi 3 meter. Bagian depan menghadap Stasiun Gambir. Di bagian ini terlihat jelas serambi persegi empat dengan pilar-pilar paladian yang menopang balok mendatar. Paladinisme adalah gaya klasisisme abad ke-18 di Inggris yang menekan simetri dan perbandingan harmonis. Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti bentuk bundar gereja dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang mengelilingi ruang ibadah. Lewat konstruksi kubah yang cermat, sinar matahari dapat menerangi seluruh ruangan dengan merata. Menara bundar atau lantern yang pendek di atas kubah dihiasi plesteran bunga teratai dengan enam helai daun. Orgel yang dipakai berangka tahun 1843, hasil buatan J. Datz di negeri Belanda. Sebelum organ terpasang, sebuah band tampil sebagai pengiring perayaan ibadah. Pada 1985, orgel ini dibongkar dan dibersihkan sehingga sampai kini dapat berfungsi dengan baik. Gereja Immanuel saat ini adalah bagian dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) yang menganut sistem presbiterian sinodal. Kini, bangunan gereja berstatus sebagai cagar budaya Indonesia. Gereja ini adalah satu-satunya gereja di Jakarta yang menjalankan ibadah dengan bahasa Belanda.[1] Ibadah juga dilakukan dengan bahasa Indonesia dan Inggris.[2] Gereja Immanuel dipimpin oleh seorang Ketua Majelis Jemaat dan dibantu oleh anggota Pelaksana Majelis Harian Jemaat (PHMJ), Ketua Majelis Jemaat: Pdt. Abraham Ruben Persang, M.Th Ketua I: Pnt. Daniel S. Laotongan Ketua II: Pnt. R. Parulian Samosir Ketua III: Pnt. Leonard R. Mailopuw Ketua IV: Pnt. Rico J.P.H. Sihombing Ketua V: Pnt. Stefanus Loupatty Sekretaris: Dkn Kamelia Sitaniapessy Sekretaris I: Dkn. Liannie M. Raintung

• 

  Jeff T 5

  2022-07-30T10:22:08.159Z

  Ibadah liturgis dlm bangunan asli jaman kolonial, Kadang pengajar STTJ berkotbah👍👍.. utk di Jkt sy lebih suka ke gereja ini utk mendengar firman Tuhan, bersama jemaat dr banyak suku. Tidak spt yg (maaf) pendeta2nya tdk menempuh pendidikan Teologi kredibel dan isinya membicarakan berkaatberkaatberkaat dan perpuluhan namun masuk ke rek .pribadi. Sedangkan di sini ada susunan Majelis... (Cuma rasanya ingin bawa baygon utk ijin semprot sblm ibadah, nyamuk selalu ada🦟🦟😀)

• 

  Jacko Ryan 5

  2022-10-25T12:35:45.514Z

  Gedung gereja tua dan bersejarah. Ada pipa organ. Baru direnovasi sehingga sangat bagus, rapi, dan megah. Lokasi strategis dan parkir luas. Lingkungan gereja juga asri.

• 

  Pretty Michael 5

  2021-01-17T15:11:36.806Z

  Bangunan gerejanya bagus banget. Masih berdiri kokoh. Dan tetap terawat dan dijaga kebersihannya. Waktu kesana, gerejanya tutup. Letaknya berada di pinggir jalan raya, jadi cukup mudah buat dijangkau.

• 

  Nancy Lolong 5

  2019-12-26T10:52:19.188Z

  Bangunan tua dan bersejarah, termasuk cagar budaya. Bangunan dan orgelnya sdh ratusan tahun, orgelnya masih aktif dipakai dan suaranya msh bagus. Parkirannya cukup luas. Ornamen dlm gereja tua tp terkesan mewah. Tempat ibu dan bapak sy menikah. Termasuk sy dan suami jg pemberkatannya ditempat ini. Ibadahnya ada bahasa indonesia, inggris, belanda, mandarin. Oya ada rm makan manado enakkk di pojokan kiri pas masuk gerbang.

• 

  Martha Siagian 5

  2019-01-26T18:04:43.214Z

  Mau cari salah satu tempat ibadah Kristiani yang punya nilai arsitektur yang bagus? Menurut saya di sini tempatnya. Bangunanya sangat klasik dan ruangan di dalamnya juga diatur seperti tempat perlumpulan. Dan yang paling keren adalah organnya yang cukup bagus disini. Tersedia dalam 3 bahasa yaitu Indonesia, Inggris dan Belanda. Dekat dengan halte bustrans juga.